Sumpah Pemuda Mahasiswa!
Kami…Mahasiswa Mahasiswi Indonesia Bersumpah!!
Bertanah air satu.. Tanah air TANPA PENINDASAN !!!Kami…Mahasiswa Mahasiswi Indonesia Bersumpah!!
Berbangsa satu… Bangsa yang GANDRUNG akan KEADILAN !!!Kami…Mahasiswa Mahasiswi Indonesia Bersumpah!!
Berbahasa satu.. BAHASA KEBENARAN !!!
Tujuh-delapan tahun lalu saya masih berlantang-lantang kata di bawah terik panas membara, di depan istana negara, depan gedung DPR, depan Kejaksaan Agung, depan Mahkamah Agung, depan Kampus.
Tujuh-delapan tahun lalu saya merasa suara mahasiswa masih didengar, meski perlahan semakin sayup. Ketika tak semua orang berani berteriak–meski sekadar jargonis, ketika demonstrasi mahasiswa lebih nyaring daripada tawuran, ketika pentungan polisi masih menjadi senjata pembungkam yang ampuh, ketika para orang tua saling berebut kuasa tanpa kontrol publik, ketika para koruptor masih bisa tertawa ngakak bicara moral. Saat itulah heroisme dan idealisme mahasiswa masih menjadi elemen penting peradaban bangsa.
Kini. Ketika tawuran antar-mahasiswa menjadi makanan sehari-hari, ketika sudah tak jelas lagi batasan demonstrasi dan tawuran, ketika semua orang menjadi kontrol kekuasaan, ketika media sudah memainkan peran kebebasannya dengan baik. Maka sumpah mahasiswa hanya menjadi berita sekilas di antara ratusan berita lain yang tak kalah menarik.
Suara jernih mahasiswa semakin sayup terdengar. Yang ada: mahasiswa ini tawuran dengan mahasiswa itu, mahasiswa ini terlibat pembunuhan itu, mahasiswa ini memukul juniornya itu secara sistemik, mahasiswa anu ditangkap sebagai pengedar anu.
Mungkin inilah saatnya mahasiswa kita bertanya ulang: seberapa efektifkah sebuah demonstrasi, apatah sumpah mahasiswa itu diteriakkan; mungkinkah kita memerlukan strategi baru ekspresi idealisme mahasiswa; mungkinkah kita merumuskan satu gerakan mahasiswa yang lebih terarah, sistematis, dan terukur hasilnya; mungkinkah daya dobrak mahasiswa dioptimalkan menjadi satu gerakan politik yang diperhitungkan para kaum tua?
Lebih jauh: bagaimana seharusnya posisi mahasiswa di tengah carut marut politik kekuasaan saat ini; bagaimana sumpah mahasiswa itu diturunkan pada level kontrol sosial yang lebih praktis implementatif?
Ah, masih banyak pertanyaan yang bisa dirumuskan. Entahlah
lhah pada karo aku dulu…
itu adalah sumpah mahasiswa indonesia…
sepertinya gerakan mahasiswa udah ga murni lagi? hmm…
zaman berputar, roda mentalitas mahasiswa pun berputar. pragmatisme kian kental, sementara keuletan menguhkan jati diri semakin pupus ditelan hingar bingar politik…akhirnya semua aksi terkooptasi…Mahasiswa pun bak macan ompong.
apakah ada gerakan mahasiswa yang murni? bukankah setiap aksi selalu ada koordinatornya, dan koordnator aksi bukanlah manusia super yang kebal dari kooptasi. saat ini tidak ada isu yang cukup kuat untuk dibangun enjadi isu bersama yang bisa menggerakkan mahasiswa, atau saat ini memang mahasiswa tak lagi peka terhadap isu di sekitar kita. mungkin sebagian beasr mahasiswa sekarang adalah keturunan kapitalis yang berduit banyak, sedangkan anak2 muda yang idealis justeru tak mampu menjadi mahasiswa, karena tidak punya duit untuk biaya kuliah yang makin melangit….
Begitulah jika semua instan: amburadul dah!
ya….semoga saya bisa sedikit memberi perubahan lagi
kita tak akan berhenti ber “evolusi”